Selasa, 08 Februari 2011

Tentang harga yang tak pernah berupa uang “HARGA DIRI”

Tentang harga yang tak pernah berupa uang “HARGA DIRI”

Harga diriku telah dirampas!. Teriakan hati seorang perempuan, ketika dia sudah hilang keperawanan (ntah bagaimanapun caranya). Keperawanan yang notabene menjadi harga mati bagi seorang perempuan. Ketika dia sudah menikah, tak berarti lagi harga diri yang berupa “keperawanan” itu. Dan sebelum dia menikah, keperawanan itu harus tetap dijaga. Egois sekali memang, ketika, kebanyakan laki-laki, menuntut keperawanan pada saat malam pertama. Ya kenikmatan, itulah yang mereka cari. Kenikmatan yang akan berakhir setelah setetes darah keluar dari benda yang namanya “harga diri”. Lalu aku bertanya, “harga diri” laki-laki terletak pada apanya? Apakah sama dengan perempuan? Bukankah sama saja? Bukankah itu akan hilang ketika melakukan kenikmatan yang namanya ber”onani” dengan jari-jari mereka yang lincah itu sebelum malam pertama?!!.

Perempuanku! Ntah siapapun kalian, kalian tetap mempesona dimataku, selama kau menjadi “Perempuan”.

Bukannya aku menuntut kalian tetap perjaka saat kau berada di atas ribuan mawar merah bersamaku nantinya. Tapi gunakan logika kalian. Logika yang selalu kau agung-agungkan. Lalu kemana harga diri kalian nantinya bermuara, wahai para Perempuanku dan para Lelakiku? Itu terserah kalian membuat dialektika atas kehidupan yang selalu dijunjung dengan “harga diri” ini. “Konsistensi berpikir dan bertindak”

"Change Your Mind"
With Love
Bata Motel

6 komentar:

  1. Harga diri laki laki itu terletak pada korek api, hehe...

    BalasHapus
  2. Perempuanku! Ntah siapapun kalian, kalian tetap mempesona dimataku, selama kau menjadi “Perempuan”.

    SIIIP...!!! salam jreeeeeng....!!!

    BalasHapus
  3. 3 juni 2011,, Hepi Ultaaaaaaaah.........

    Semoga tambah essip sara

    BalasHapus
  4. Ayo berkarya lagi Ntit, ribuan penggemar menunggu tulisanmu, hehe...

    BalasHapus
  5. aku sudah bekerja....ayo ayo..

    BalasHapus